Missing Consumer Key - Check Settings

Konsep Pendidikan Nabi Ibrahim

Pendidikan adalah salah satu modal utama dalam melahirkan generasi yang berkualitas baik, dan kita tahu bahwa generasi yang terbaik adalah generasi para Nabi kemudian para sahabat dan para pengikutnya. Maka sangat perlu kita merujuk pada pendidikan dan pengajaran yang diajarkan  oleh para Anbiya, salah satunya adalah dari Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim telah mewariskan kepada kita tentang bagaimana seharusnya proses pendidikan dilaksanakan, mulai dari apa yang diajarkan sampai pada cara atau metode penyampaiannya. Keberhasilan Nabi Ibrahim  dalam membentuk pribadi yang sholeh Nabi Ismail dan Ishak, ketabahan siti Hajar dan Sara, dan banyaknya Nabi – Nabi dari keturunan Nabi Ibrahim adalah bukti kesuksesan pendidikan yang dilaksanakan  oleh Nabi Ibrahim.

Salah satu metode yang diwariskan oleh Nabi Ibrahim adalah Keteladanan, sebagaimana Firman Alloh yang terdapat dalam Q.s Al Mumtahanah 4-6 “ Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang – orang yang bersama dengan dia…….” Keteladanan merupakan salah satu metode dalam pendidikan Islam yang pengaruhnya luar biasa bagi anak. Keteladanan yang ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim adalah Keteladanan dalam Keimanan, Keteladanan dalam kesabaran, Keteladanan dalam bersyukur terhadap nikmat – nikmat Alloh.

  1. Keteladanan dalam Keimanan

Keberhasilan pendidikan sering diukur dari prestasi akademik, sehingga dalam proses pendidikan kita jarang menghubungkan prestasi anak dengan akhlak dan kepribadiannya, materi pendidikan agama seolah dijadikan materi pelengkap sehingga sangat sedikit porsinya dibanding dengan mata pelajaran umum. Maka sering kita dapatkan anak – anak cerdas secara intelektual dan skill tapi ibadah, akhlak dan kepribadiannya sangat memprihatinkan. Berbeda dengan pendidikan Nabi Ibrahim, beliau sangat mengutamakan pondasi utama dalam membentuk kepribadian seseorang yaitu keimanan sehingga materi pokok yang diajarkan  beliau pada keluarganya adalah Aqidah dan Tauhid.

Mengapa  Tauhid menjadi materi pokok yang harus diajarkan, diantaranya karena tauhid membebaskan diri dari penyembahan dan tunduk pada selain Alloh, Tauhid membentuk pribadi manusia yang tangguh, Tauhid merupakan sumber keamanan bagi manusia sehingga tidak ada yang ia takuti selain Alloh serta menutup pintu – pintu rasa takut terhadap manusia, Tauhid merupakan sumber kekuatan jiwa sehingga terbangun jiwa yang memiliki sifat roja’ (harapan kepada Alloh) sifat Tsiqoh ( Percaya penuh kepada Alloh) sifat tawakal dan ridho terhadap segala ketentuan Alloh. Dalam mengajarkan ketauhidan Nabi Ibrahim menggunakan cara dialog dan memberikan nasehat atau pesan, sebagaimana yang tergambar dalam Al Qur’an Surat Al Baqarah : 132

“ dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak – anaknya, demikian pula Ya’qub (Ibrahim berkata): “ Hai anak – anakku sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.

Dialog juga digunakan Nabi Ibrahim untuk mengetahui dan memantapkan pengetahuan yang dimiliki anak sekaligus menggambarkan tingkat keimanan yang sangat tinggi dari seorang pendidik (Nabi Ibrahim) dan peserta didik ( Nabi Ismail)

  1. Keteladanan dalam kesabaran

Kesabaran yang dimiliki Nabi Ibrahim menjadi  juga di wariskan pada istri dan anaknya, kesabaran dalam menerima segala ketentuan Alloh serta kesabaran dalam menjalankan perintah Alloh. Dalam menanamkan kesabaran tentu saja tidak dengan waktu yang singkat tapi membutuhkan waktu yang lama bahkan Nabi Ismail sebagai putra Nabi Ibrahim mendapatkan penanaman kesabaran dari usia bayi, saat beliau harus teruji dalam mendapatkan kesulitan mendapatkan air di tengah padang pasir. Namun kesabaran itu benar – benar menjadikan pribadi yang tangguh dan pribadi yang mau berkorban dengan segala ketentuan dan perintah Alloh SWT.

  1. Keteladanan dalam bersyukur terhadap nikmat – nikmat Alloh

Keteladanan dalam mensyukuri nikmat – nikmat Alloh Nabi Ibrahim tunjukkan dengan amalan ibadah  beliau yang luar biasa, sehingga wasiat dan do’a yang diberikan kepada anaknya adalah agar senantiasa menjadi pribadi yang taat pada Alloh dan senantiasa menegakkan Sholat.

Namun tidak hanya keteladanan saja yang menjadi kunci sukses dalam mendidik, Nabi Ibrahim juga senantiasa menyertakan do’a yang tiada henti, karena do’a orang tua adalah bentuk kepasrahan pada Alloh dalam menyerahkan keberhasilan pendidikan anak, karena Alloh jualah yang  menentukan kebaikan pada setiap hambaNya dan orang tua hanya bisa melakukan ikhtiar yang terbaik untuk anak. Wallohu A’lam

Leave a comment